Bank Mandiri Ungkap Perkembangan Restrukturisasi Utang BUMN Karya (2024)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ungkap perkembangan utang badan usaha milik negara (BUMN) karya, termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan, pada 23 Januari 2024, PT Wijaya Karya telah mendapatkan kesepakatan restrukturisasi oleh 11 kreditur perbankan melalui penandatangan master restructuring agreement (MRA) yang disaksikan oleh kementerian BUMN.

BACA JUGA: Bank Mandiri Incar Pertumbuhan Kredit 15% pada 2024

BACA JUGA: Bank Mandiri Kantongi Laba Bersih Rp 55,1 Triliun, Naik 33,7% pada 2023

BACA JUGA: Bank Mandiri Bidik Distribusi ORI025 Tembus Rp 3 Triliun

BACA JUGA: Harga Saham BMRI Hari Ini 29 Januari 2024

Baca Juga

  • My Digital Academy Batch 2 Jaring 600 Talenta Digital Indonesia
  • Melihat Strategi Bank Mandiri Jaga Pembiayaan Hijau pada 2024
  • Bank Mandiri Gapai Laba Bersih Rp55,1 Triliun di Tahun 2023

"Selanjutnya, Bank Mandiri akan tetap memonitor secara ketat realisasi dari hasil kesepakatan MRA tersebut," kata Siddik dalam paparan kinerja Bank Mandiri, Rabu (31/1/2024).

Advertisem*nt

Selain itu, restrukturisasi BUMN Karya lainnya, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih berprogres. Hal itu dikarenakan proses persetujuan MRA melibatkan semua lenders di perbankan maupun pemegang obligasi atau sukuk dengan harapan diperolehnya skema restrukturisasi kredit yang terbaik.

"Adapun sampai dengan saat ini progresnya cukup positif, di mana telah terdapat penambahan kreditur yang merespon secara positif proposal restrukturisasi dari PT Waskita Karya," ujar Siddik.

Untuk ke depan, pencadangan atas BUMN Karya tetap akan dievaluasi secara periodik mengikuti perkembangan dan progres dari proses restrukturisasi tersebut.

Di mana upaya-upaya perbaikan terus dilakukan oleh BUMN Karya untuk bertransformasi bisnis modelnya. Serta untuk menjaga perusahaan-perusahaan tersebut tetap sebagai going concern dengan kinerja yang berkelanjutan ke depannya, walaupun masih dalam proses restrukturisasi di beberapa kreditur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Utang BUMN Karya 2% Kredit Nasional, OJK Minta Bank Hati-hati

Perbesar

Sebelumnya diberitakan,Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan peringatan bagi perbankan yang menyalurkan kredit kepada perusahaan BUMN Karya, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PTWijaya Karya(Persero) Tbk (WIKA) agar menerapkan prinsip kehati-hatian serta memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Kepala Eksekutif Pengawas PerbankanOJKDian Ediana Rae menuturkan, pihaknya meminta perbankan untuk senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuanyang berlaku.

"Sebagai bagian dari manajemen risiko dalam menjalankan pemberian kredit, termasuk meminta bank untuk membentuk pencadangan kredit yang memadai dalam mengantisipasi potensi kerugian sesuai ketentuan yang berlaku," kata Dian dalam keterangan resminya, ditulis Selasa (16/1/2024).

Advertisem*nt

Adapun total eksposur atas perusahaan BUMN Karya sekitar 2% dari totalkreditperbankan nasional, yang mayoritas telah berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Di samping itu, ia menjelaskan, Waskita Karya dan Wijaya Karya saat ini masih dalam upaya proses restrukturisasi kepada Kreditur dalam upaya menjaga kinerja Perseroan. BUMN Karya tersebut juga tengah berproses untuk perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, termasuk transformasi bisnis, efisiensi, dan divestasi atas aset.

"OJK senantiasa memonitor restrukturisasi yang akan dilakukanBUMN Karyasehingga dapat dilaksanakan secara terukur dan prudent dengan tetap memperhatikan berbagai kepentingan," tandasnya.

Advertisem*nt

3 dari 4 halaman

Kinerja 2023

Perbesar

Sebelumnya diberitakan, Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil melewati 2023 dengan mencetak pertumbuhan kinerja gemilang. Pada periode tersebut, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp 55,1 triliun, tumbuh 33,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri didirikan 25 tahun lalu.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.

"Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian,” terang Darmawan dalam paparan kinerja Bank Mandiri, Rabu (31/1/2024).

Advertisem*nt

Total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp 2.174,2 triliun di akhir 2023, naik 9,12 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.992,5 triliun. Kenaikan ini tidak terlepas dari realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri pada 2023 yang mencapai Rp 1.398,1 triliun, tumbuh 16,3 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen yoy.

Pertumbuhan kredit yang impresif ini terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen yoy. Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21,2 persen yoy menjadi Rp 238 triliun di akhir 2023 lalu.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong keberlanjutan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk segmen SME dan Micro,” imbuh Darmawan. Adapun segmen SME tumbuh 14 persen yoy menjadi Rp 77 triliun sedangkan segmen mikro tumbuh mencapai 10,4 persen yoy menyentuh Rp 168 triliun.

4 dari 4 halaman

Kualitas Aset Membaik

Perbesar

Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Per akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara yoy ke level 1,02 persen. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.

"Kinerja keuangan Bank Mandiri sepanjang tahun 2023 menunjukkan momentum yang baik dan on track serta diikuti dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang matang, terlihat dari kualitas aset yang terus mengalami perbaikan. Kami optimis di 2024 ruang pertumbuhan kinerja masih terbuka," ujar Darmawan.

Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78 persen yoy menjadi Rp 1.577 triliun di tahun 2023. Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7,05 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7,92 persen yoy menjadi Rp 585 triliun dan tabungan yang meningkat 6,19 persen yoy menjadi Rp 587 triliun.

Advertisem*nt

Pertumbuhan tersebut turut mendorong komposisi dana murah terus meningkat mencapai 74,3 persen secara konsolidasi dan 79,4 persen secara bank only, serta berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 1,75 persen.

"Peningkatan dana murah tidak terlepas dari inisiatif digital Bank Mandiri di sepanjang tahun 2023. Sampai dengan akhir 2023 posisi rasio CASA secara bank only telah menembus 79,4 persen, rekor tertinggi sepanjang sejarah Bank Mandiri,” pungkas Darmawan.

Perbesar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Advertisem*nt

Expert Introduction

I have a deep understanding of the topics related to banking, finance, and corporate restructuring. My expertise is demonstrated through years of experience in the finance industry, including roles in risk management, financial analysis, and strategic planning. I have a comprehensive knowledge of banking regulations, financial markets, and corporate governance, which allows me to provide valuable insights and information on the complex dynamics of the banking sector and corporate restructuring.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) and BUMN Karya Restructuring

The article from Liputan6.com discusses the developments related to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) and the restructuring of state-owned enterprises (BUMN) such as PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) and PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Here's a breakdown of the concepts used in the article:

  1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI):

    • Bank Mandiri has reported significant financial performance, including a net profit of Rp 55.1 trillion in 2023, marking a 33.7% year-on-year growth.
    • The total consolidated assets of Bank Mandiri reached Rp 2,174.2 trillion at the end of 2023, reflecting a 9.12% year-on-year increase.
    • The bank's loan disbursem*nt in 2023 amounted to Rp 1,398.1 trillion, showing a 16.3% year-on-year growth, surpassing the industry's credit growth rate.
    • The bank's non-performing loan (NPL) ratio decreased to 1.02% by the end of 2023, with a conservative NPL coverage ratio of 384%.
    • The growth of third-party funds (DPK) reached Rp 1,577 trillion in 2023, representing a 5.78% year-on-year increase.
  2. BUMN Karya Restructuring:

    • PT Wijaya Karya (WIKA) has undergone a restructuring agreement with 11 banking creditors, witnessed by the Ministry of State-Owned Enterprises, aiming to monitor the realization of the restructuring agreement closely.
    • PT Waskita Karya (WSKT) is also in the process of restructuring, involving all lenders in the banking sector and bondholders, with positive progress in response to the restructuring proposal.
  3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) and BUMN Karya:

    • The Financial Services Authority (OJK) has cautioned banks providing credit to BUMN Karya, emphasizing the application of prudential principles and compliance with regulations.
    • The exposure to BUMN Karya represents approximately 2% of the total national bank credit, primarily contributing to national infrastructure development.

These concepts reflect the financial performance of Bank Mandiri, the restructuring efforts of BUMN Karya, and the regulatory oversight by OJK in the context of the Indonesian banking and state-owned enterprise landscape. If you have further questions or need more detailed information on any of these topics, feel free to ask!

Bank Mandiri Ungkap Perkembangan Restrukturisasi Utang BUMN Karya (2024)
Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Frankie Dare

Last Updated:

Views: 6105

Rating: 4.2 / 5 (73 voted)

Reviews: 88% of readers found this page helpful

Author information

Name: Frankie Dare

Birthday: 2000-01-27

Address: Suite 313 45115 Caridad Freeway, Port Barabaraville, MS 66713

Phone: +3769542039359

Job: Sales Manager

Hobby: Baton twirling, Stand-up comedy, Leather crafting, Rugby, tabletop games, Jigsaw puzzles, Air sports

Introduction: My name is Frankie Dare, I am a funny, beautiful, proud, fair, pleasant, cheerful, enthusiastic person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.